Rabu, 15 Oktober 2008

Apakah istri hamil?

FAJAR, 08 Mar 2005 14:20:47 WIB

Asswrwb... Dok sebelumnya saya ingin memberitahukan bahwa kami baru memasuki usia perkawinan 2 bulan ini. Dok saya ingin tanyakan,1. Apakah jika penis masuk setengah dan air mani keluar di dalam bisa istri bisa hami? 2.Istri saya akhir-akhir ini PERUTNYA SAKIT SEPERTI MAU DAPAT MENS, TAPI MASIH JAUH DOK WAKTUNYA. DAN PAGI ISTRI MUAL...TAPI JARANG.JARANG..APAKAH ITU TANDA KEHAMILAN? SEDANGKAN TANGGAL 12 MARET INI GENAP SATU BULAN ISTRI HABIS DAPAT MENS...APAKAH HARUS PERIKSA KE DOKTER? TRIMS..
________________________________________
Wassalam Wr.Wb. Bapak Fajar Yth, Terima kasih atas konsultasinya. Jawaban saya sbb : 1. Bisa 2. Tanda2 telat haid dan mual2 merupakan tanda MUNGKIN kehamilan, untuk lebih yakinnya harus dibuktikan secara objektif. Coba saja dulu bila tanggal seharusnya haid ternyata tidak kunjung haid periksakan dulu dengan test pack, bila positif kemungkinan besar hamil. Bila negatif tunggu 2 minggu kemudian bila setelah 2 minggu tidak haid juga periksa ulang kencingnya dengan test pack. Bila masih belum yakin maka periksakan saja ke dokter agar lebih yakin. Bisa saja siklus haid wanita setelah menikah menjadi tidak teratur, sehingga sulit untuk menentukan masa subur. Demikian, terima kasih. (dr Ferry SpOG,RSIA EVASARI,Jkt)

setelah berhubungan keluar darah

________________________________________
ani, 31 Jul 2005 19:34:52 WIB

tiga tahun kami sudah menikah, tapi sampai saat ini kami belum punya keturunan. saya telah mengalami dua kali keguguran.setelah dikiret, menstruasi saya tidak teratur kadang -kadang sampai sebulan lebih mengalami menstruasi dan setiap habis berhubugan saya slalu keluar darah. hal tersebut saya konsultasi ke dokter sepesialis kandugan dan setelah diberi obat, menstruasi saya kembali normal. kejadian tersebut terjadi sampai tiga kali.kami jadi takut setiap berkunjung ke sepesialis kandugan obatnya slalu berbeda-beda sampai skarang saya belum kembali normal. perlu dokter ketahui bahwah suami saya adalah seorang perokok berat. obat apa kira2 yang cocok buat saya untuk membuat kandungan saya kuat dan cepet punya anak??
________________________________________
Ibu Ani Yth, Terima kasih atas konsultasinya. Bila membaca masalah yang ibu hadapi, rupanya perlu penanganan yang serius terhadap kehamilannya ini. Bila telah berobat beberapa kali ke dokter spesialis kandungan di daerah ibu tetapi belum ada perkembangan, untuk lebih jelasnya saya sarankan ibu untuk berobat ke Rumah Sakit yang memiliki sarana lebih lengkap, yang memiliki bagian khusus dalam menangani masalah infertilitas seperti yang ibu alami ini. Tempat yang saya sarankan misalnya di Jakarta atau minimal di Ibu Kota Propinsi. Penanganan masalah ibu ini perlu pemeriksaan yang lebih lengkap dan seksama, seperti pemeriksaan hormon, USG transvagina, HSG atau bila perlu pemeriksaan imunologi seperti ACA atau pemeriksaan TORCH. Demikian, terima kasih. (dr Ferry SpOG)

saluran telur tersumbat

________________________________________
anisya, 06 Mar 2005 09:01:07 WIB

Dokter yg baik, sy sdh menikah 2 thn dan blm punya keturunan, stlh di hsg katanya saluran telur saya tersumbat, dan harus ditiup(untuk membuka perlengketan), ada dokter lain yg mengatakan hrs di laparoskopi, apa msh memungkinkan buat sy utk hamil (selain by tabung mengingat biaya yg mahal)? pengobatan apa yg perlu sy lakukan tp tdk dgn biaya yg terlalu mahal. dok terimakasih sblmnya...
________________________________________
Ibu Anisya Yth, Terima kasih atas konsultasinya. Saluran telur yang tersumbat tentu harus diobati, karena menghambat pertemuan sel telur yang sudah matang dengan sperma. Saya tidak tahu apakah yang tersumbat itu salah satu saluran telur atau kedua2nya. Salah satu cara memperbaiki penyumbatan tsb adalah dengan ditiup, dalam istilah kedokterannya adalah HYDROTUBASI yaitu dengan disemprotkan cairan bercampur antibiotik kedalam rongga rahim, diharapkan peyumbatan akan terbuka. Biasanya sebelum ditiup dilakukan terlebih dahulu penyinaran pada daerah perut bawah yang dikenal dengan istilah DIATHERMY, yaitu dengan sinar infra merah sebanyak 10 kali setiap hari dibarengi juga dengan suntikan antibiotik. Setelah diathermi ini baru dilakukan hydrotubasi maka hasilnya akan lebih baik/berhasil. Salah satu penyebab penyumbatan biasanya diakibatkan oleh penyakit yang dinamakan ENDOMETRIOSIS, akibat penyakit ini biasanya organ2 kandungan terdapat perlengketan2 yang hebat sehingga menyulitkan juga untuk hamil. Bila menurut dokter kemungkinan ada endometriosis maka tindakan yang paling baik yaitu dengan LAPAROSKOPI. Sebelum memilih program bayi tabung yang relatif mahal dan angka keberhasilannya juga hanya sekitar 20-30% saja, maka sebaiknya tindakan diathermi, hidrotubasi ataupun laparoskopi ini sebaiknya dilakukan. Bila penyumbatan sudah diperbaiki sebelum memilih program bayi tabung biasanya dilakukan terlebih dahulu tindakan INSEMINASI INTRAUTERIN, yaitu dengan memasukkan sperma denngan suatu alat ke dalam rongga rahim pada masa subur, tentunya sperma dikeluarkan dahulu diluar (dengan masturbasi) baru kemudian dengan sebuah alat disemprotkan ke dalam rongga rahim secara tepat. Sperma yang akan disemprotkan tidak semuanya tetapi dipilih sperma2 yang kualitasnya bagus saja. Demikian, terima kasih. (dr Ferry SpOG,RSIA EVASARI,Jkt)

Pengaruh waktu hubungan dengan kehamilan

________________________________________
ira, 09 Mar 2005 09:30:34 WIB

Sebelumnya saya mengucapkan terima kasih untuk informasi yg di berikan oleh Dokter Saya sudah menikah selama 1 Th 3 bln tapi saya belum di karuniai anak, kami sangat menginginkan kehadiran buah hati, yg saya mau tanyakan apakah jika saya seringnya berhubungan intim di waktu pagi hari sebelum aktifitas kerja dapat mempengaruhi sulit untuk hamil.
________________________________________
Ibu Ira Yth, Terima kasih atas konsultasinya. Menurut pendapat saya, tidak menjadi masalah soal waktu berhubungan intim. Hanya saja bila sudah menikah lebih dari 1 tahun tapi belum ada tanda2 kehamilan, perlu dilakukan pemeriksaan secara meyeluruh oleh dokter kandungan. Demikian pendapat saya, terima kasih. (dr Ferry SpOG,RSIA EVASARI,Jkt)

1 Miliar Remaja Berperilaku Seksual Membahayakan

Majalah Gemari, Agustus 2003

Penduduk remaja adalah bagian dari penduduk dunia yang berskala kecil namun memiliki sumbangan teramat besar bagi perkembangan masa depan dunia. Penduduk dunia saat ini berjumlah 6,3 miliar jiwa, memiliki jumlah penduduk lebih dari satu miliar. Tragisnya, setiap hari ada 6000 kasus remaja yang terkena virus HIV/AIDS. Bagaimana bila dalam perkembangan jumlah penduduk kedepan yang diperkirakan pada tahun 2020 nanti mencapai 7,5 miliar dengan kepadatan penduduk 80% berlokasi di negara-negara berkembang, memiliki jumlah remaja yang lost generation?

"Penduduk usia 15-24 tahun adalah masa depan dunia. Kalau saja mereka berperilaku produktif dan terpuji akan menjadi maslahah (kebaikan) bagi bangsa. Namun bila sebaliknya, akan menjadi masalah bagi bangsa," ungkap Rozy Munir, Ketua Umum IPADI (Ikatan Peminat dan Ahli Demografi Indonesia) saat berbicara dalam seminar Pengembangan SDM Menuju Penduduk Berkualitas memperingati hari Kependudukan Sedunia pada tanggal 11 Juli 2003 lalu di Auditorium BKKBN Jakarta.

Masalah remaja memang menentukan masa depan bangsa. Oleh karena itu, dalam peringatan hari kependudukan sedunia tahun ini mengambil tema "Kesehatan Remaja dan Seksualitas Remaja". Saat ini , sekitar satu miliar penduduk usia remaja memasuki perilaku reproduksi yang dapat membahayakan atau justru mengancam kehidupannya.

Menurut, Siswanto A Wilopo, sekjen IPADI dan Deputi KB dan Kesehatan Reproduksi BKKBN Pusat, ada 15 juta perempuan remaja melahirkan anak dan sebagian dari mereka sudah melakukan hubungan seksual sebelum menikah. Setiap tahun, 500.000 perempuan meninggal dunia karena melahirkan dan lebih dari 65.000 diantaranya adalah remaja perempuan meninggal karena aborsi tidak aman. Lalu, bagaimana sikap kita mengatasi permasalahan yang ada di kalangan remaja? "Berikan pemahaman yang jelas tentang masalah kesehatan reproduksi. Karena, sebagian besar remaja melakukan perilaku kehidupan reproduksi tidak sehat karena belum tahu benar pentingnya menjaga kesehatan reproduksi remaja," tukas Siswanto. Hal senada diungkapkan Dr Bernard Coquelin, representatif UNFPA (United Nations Population Fund), bahwa untuk menekankan tingginya jumlah penderita HIV pada remaja di dunia adalah dengan memberikan pendidikan, informasi dan pelayanan kesehatan reproduksi. "Akan dikemanakan remaja kita, bila setiap hari ada 6.000 remaja baik laki-laki maupun perempuan terinveksi virus HIV. Ini menunjukkan bahwa mereka butuh informasi ini."

Remaja Indonesia.

Terkait dengan itu jumlah penduduk Indonesia yang saat berjumlah 213 juta, 30% diantaranya atau 62 juta remaja adalah usia 10-24 tahun. Berbagai data menunjukkan bahwa remaja yang melakukan hubungan seksual sebelum usia 19 tahun. Misalnya hasil survey di 12 kota dan di kota Medan menunjukkan perkiraan angka sekitar 5,5-11% remaja melakukan hubungan seksual sebelum usia 19 tahun, sedang usia 15-24 adalah 14,7-30%. "Apabila jumlah dari 42,3 juta remaja di tahun 2000 terdapat 10% dari mereka telah menyatakan dirinya aktif seksual, maka ada 4,3 juta remaja yang menghadapi berbagai resiko kesehatan reproduksi. Hal itu terjadi karena pada umumnya remaja melakukan hubungan seksual tanpa proteksi terhadap terjadinya kehamilan yang tidak di inginkan," papar Siswanto. Bagi berjuta-juta remaja, masalah seksualitas yang timbul terkait, dengan perkosaan, kekerasan dan pelecehan (abuse), baik yang dilakukan oleh keluarganya sendiri atau dengan kawan dekatnya. Sebagian besar, remaja yang telah aktif secara seksual (baik yang berstatus kawin atau tidak) pada usia kurang dari 20 tahun, belum menyentuh pelayanan reproduksi (termasuk pelayanan kontrasepsi), pencegahan dan perawatan kesehatan seksual menular dan HIV/AIDS serta perawatan kehamilan dan persalinan.

Khusus remaja perempuan, banyak diantaranya yang sulit menolak kawin muda, menunda kelahiran dan melakukan hubungan seksual dengan pasangannya secara terpaksa justru karena dorongan keluarga dan masyarakat sekitarnya. Sebaliknya, banyak faktor lingkungan sosial yang tak aman/ tak diinginkan. Misalnya, hubungan yang kuat antara orang tua dan anak, keterkaitan dengan pendidikan dan keterbukaan dalam berkomunikasi dengan pasangannya.